About

Sabtu, 05 Desember 2015

10. Motivasi

     A.   Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Trori-teori isi motivasi berfokus pada faktor-faktor atau kebutuhan dalam diri seseorang untuk menimbulkan semangat, mengarahkan, mempertahankan, dan menghentukan perilaku. Konsep hierarki kebutuhan yang diungkapkan Maslow beranggapan bahwa kebutuhan-kebetuhan di level rendah harus terpenuhi paling tidak sebelum kebutuhan level tinggi menjadi hal yang memotivasi.
Hierarki kebutuhan menurut Maslow:
1.      Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan paling dasar bagi manusia, seperti makan, oksigen, air, dll. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang mempunyai kekuatan/pengaruh yang paling besar dari semua kebutuhan. Perbedaan kebutuhan fisiologis dan kebutuhan lainnya adalah satu-satunya kebutuhan fisiologis akan selalu terpenuhi dan bersifat muncul kembali (recurring nature).

2.      Kebutuhan akan Keamanan
Ketika orang memenuhi kebutuhan fisiologis, mereka jadi termotivasi dengan kebutuhan akan keamanan, termasuk keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari ketakutan yang mengancam.

3.      Kebutuhan akan Cinta dan Keberadaan
Setelah terpenuhi oleh kebutuhan fisiologis dan rasa aman mereka menjadi termotivasi akan kebutuhan akan cinta dan keberadaan seperti keinginan untuk berteman, mempunyai pasangan dan anak. Orang yang kebutuhan cintanya cukup terpenuhi sejak kecil tidak akan panik ketika cintanya ditolak. Orang yang tidak pernah merasakan cinta menjadi tidak mampu memberikan cinta. Orang yang menerima cinta dan keberadaan hanya sedikit akan termotivasi untuk mencarinya.

4.      Kebutuhan akan Penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan mencakup penghormatan diri, kepercayaan diri, dan kemampuan. Maslow mengidentifikasi dua tingkatakan kebutuhan akan penghargaan yaitu reputasi dan harga diri

5.      Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Tingkat tertinggi dar hierarki kebutuhan Maslow. Pada awalnya Maslow berasumsi setelah orang memunuhi 4 kebutuhan sebelumnya kebutuhan aktualisasi diri akan terpenuhi. Namun  pada tahun 1960an banyak mahasiswa yang telah memenuhi kebutuhan sebelumnya namun mereka tidak berusaha mengaktualisasi diri. Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi diri akan menjadi orang yang seutuhnya

     B.   Kebutuhan yang Relevan dengan Perilaku Organisasi

Menurut Thoha (2007), pada abad ke 20 muncul konsep-konsep baru tentang prilaku manusia dan organisasi antara lain Max Waber di Jerman, Henri Fayol di Perancis dan Frederyc Taylor di Amerika Serikat. Selanjutnya Thoha menguraikannya sebagai berikut:
Max Weber Weber sebagai pemikir dalam ilmu sosial lebih banyak orientasi pemikirannya menekankan kepada penjelasan mengenai organisasi dibanding dari pengembangan suatu prinsip yang bisa dipakai untuk mencapai tujuan praktis. Dua aspek dari hasil kerja Weber yang relevan dengan perilaku organisasi yakni : Pertama, sebagai seorang ahli ilmu sosial, ia tertarik untuk menjelaskan preskripsinya dari pertumbuhan organisasi yang besar. Kedua, dia terkesan akan kelemahan-kelemahan manusia dengan pertimbangan-pertimbangan yang kadang-kadang tidak realitas dan bahwa manusia mempunyai rasa emosi. Secara teori, suatu birokrasi mempunyai berbagai sifat yang dapat dibedakan dari ketentuan-ketentuan lain dari suatu organisasi. Beberapa sifat yang amat penting dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.      Adanya spesialisasi, atau pembagian kerja.
2.      Adanya hirarki yang berkembang
3.      Adanya suatu sistem dari suatu prosedur dan aturan-aturan
4.      Adanya hubungan-hubungan kelompok yang bersifat impersonalitas
5.      Adanya promosi dan jabatan yang berdasarkan atas kecakapan

     Aspek-aspek perilaku yang dicerminkan dari birokrasi Weber dapat dilihat dari penekanan Weber pada struktur yang ditimbulkan dari rasa tidak percaya kepada kesanggupan dan kemampuan manusia untuk menciptakan rasionalitas tertentu, mendapatkan informasi yang baik, dan membuat keputusan yang obyektif. Premis perilakunya yang nampak adalah bahwa seseorang itu membutuhkan bantuan untuk sampai kepada pertimbangan-pertimbangan yang baik. Struktur adalah jawabannya. Dengan cara mengatur tata hubungan kerja di dalam suatu organisasi dan dengan cara spesialisasi prosedur dan aturanaturan, maka keputusan akan dapat dibuat secara konsisten dan sistimatis. Unsur yang sangat berperan dalam suatu organisasi dan sangat meyakinkan bahwa suatu prosedur dipatuhi adalah otoritas dan rasa tanggung jawab yang dipunyai oleh para pejabatnya.

Untuk itu Weber berpendapat bahwa seorang pejabat dapat memperoleh otoritas dengan mengidentifikasi sumber-sumber otoritas sebagai berikut :
1.      Otoritas yang rasional dan sah, hal ini diciptakan oleh tingkat dan posisi yang dipegang oleh seseorang pejabat didalam suatu hierarki
2.      Otoritas yang tradisional, ini diciptakan oleh kelas-kelas dalam masyarakat dan juga oleh adat kebiasaan
3.        Otoritas kharismatik, ini ditimbulkan oleh potensi kepribadian dari pejabat. 

Dalam kebutuhan yang relevan dengan perilaku organisasi salah satu sifatnya merupakan adanya hierarki yang berkembang. Seperti pernyataan oleh Maslow, kebutuhan-kebetuhan di level rendah harus terpenuhi paling tidak sebelum kebutuhan level tinggi menjadi hal yang memotivasi. Seseorang tidak dapat mencapai posisi tertinggi di perusahaan dalam sekejap tanpa adanya pembuktian kinerja yang baik dan tanpa adanya proses dan prosedur dan aturan-aturan suatu sistem.

Sumber:
Efendi, N. F. (2009). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Feist, Jess & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

http://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/273/perilaku-organisasi-buku-ajar-pegangan-dosen-dan-mahasiswa-di-perguruan-tinggi.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar