About

Kamis, 26 November 2015

9. Motivasi



     A.   Teori Harapan

Teori harapan menungjukkan kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tinakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut. Implementasinya, karyawan-karyawan akan termotivasi untuk mengeluarkan tingkat usaha yang tinggi ketika mereka yakin bahwa usaha tersebut akan menghasilkan penghargaan-penghargaan organisasi seperti bonus, kenaikan imbalan kerja atau promosi, dan penghargaan tersebut akan memuaskan tujuan-tujuan pribadi para karyawan. Teori harapan berfokus pada tiga hubungan
a.       Hubungan usaha – kinerja
Kemungkinan yang dirasakan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah usaha akan menghasilkan kinerja
b.      Hubungan kinerja –penghargaan
Tingkat sampai mana individu tersebut yakin bahwa bekerja pada tingkatan tertentu akan menghasilkan pencapaian yang diinginkan
c.       Hubungan penghargaan – tujuan-tujuan
Tingkat sampai mana penghargaan-penghargaan organisasional memuaskan tujuan-tujuan prbadi atau kebutuhan-kebutuhan seorang individu dan daya tarik dari penghargaan-penghargaan potensial bagi individu tersebut.

     B.   Teori Tujuan

Teori penetapan tujuan atau goal setting theory awalnya dikemukakan oleh Dr. Edwin Locke pada akhir tahun 1960. Lewat publikasi artikelnya ‘Toward a Theory of Task Motivation and Incentives’ tahun 1968, Locke menunjukkan adanya keterkaitan antara tujuan dan kinerja seseorang terhadap tugas. Dia menemukan bahwa tujuan spesifik dan sulit menyebabkan kinerja tugas lebih baik dari tujuan yang mudah. Beberapa tahun setelah Locke menerbitkan artikelnya, penelitian lain yang dilakukan Dr. Gary Latham, yang mempelajari efek dari penetapan tujuan di tempat kerja. Penelitiannya mendukung persis apa yang telah dikemukakan oleh Locke mengenai hubungan tak terpisahkan antara penetapan tujuan dan kinerja. Pada tahun 1990, Locke dan Latham menerbitkan karya bersama mereka, ‘A Theory of Goal Setting and Task Performance’.
Individu berupaya menemukan, mencapai, atau mengerjakan pekerjaannya untuk mencapai sesuatu tujuan. Dalam sebuah organisasi, tujuan didefinisikan sebagai kerangka kerja yang terdiri dari perilaku yang khusus dan tindakan yang sesuai dengan harapan manajer organisasi (Katz & Kahn, 1978). Yu (2011) juga menyatakan bahwa rencana dan tujuan yang spisifik membuat kebutuhan intrinsik individu sesuai dengan tujuan dan menjadikan kebutuhan intrinsik ini mendapat kekuatan motif untuk mencapai keinginan atau cita-cita. Tujuan atau dukungan ini memperoleh penyesuaian dan transfer kedalam faktor intrinsik individu. Kontrol diri adalah gambaran sistem intrinsik, selanjutnya sistem intrinsik individu berinteraksi dengan tujuan atau motivasi. Serangkaian kontrol diri adalah jembatan yang menghubungkan faktor-faktor internal dan eksternal, yang dapat menggambarkan fitur-fitur inisiatif dari motivasi individu. Oleh karena itu, penetapan tujuan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi motvasi individu.Teori penetapan tujuan menyatakan bahwa tingkat kesukaran tujuan tinggi menghasilkan kinerja yang tinggi atau tingkat kesukaran tujuan rendah menghasilkan kinerja yang rendah terhadap invidu yang memiliki kinerja tinggi. Meskipun demikian tingkat kesulitan tujuan yang tinggi menghasilkan frustasi terhadap individu yang memiliki kinerja rendah (Locke, Shaw, Snarl, & Latham, 1981). Mendorong individu untuk mencapai tujuan yang bersifat khusus dan sulit menyebabkan individu cenderung berprestasi lebih baik dibandingkan individu itu hanya dianjurkan untuk melakukannya dengan baik (Locke & Latham, 1990). Locke & Latham (2006) juga menyatakan bahwa perasaan sukses dalam tempat kerja terjadi ketika orang melihat bahwa mereka mampu tumbuh dan memenuhi tantangan kerja dengan mengejar dan mencapai tujuan yang penting dan berarti. Ada empat mekanisme hubungan antara tujuan dan prestasi yaitu: tujuan yang tinggi menyebabkan usaha dan ketekunan yang tinggi; tujuan memberi arah kepada perhatian, kekuasaan, dan tindakan untuk mencapai tujuan yang sesuai; tujuan mendorong karyawan menggunakan pengetahuan yang baru; dan tujuan berkaitan dengan efikasi diri yaitu sifat kepribadian, masukan, partisipasi dalam membuat keputusan, otonomi pekerjaan dan insentif (Locke & Latham, 2006). Kesulitan tujuan dan spesifikasi tujuan adalah fitur-fitur dasar yang diidentifikasi dalam teori penetapan tujuan (Locke dan Latham, 1990).


Sumber:

Ribbins, S. P. & Judge, T.A. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
journal.uny.ac.id/index.php/jmp/article/download/3091/2607
http://perilakuorganisasi.com/teori-penetapan-tujuan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar