Terapi-terapi psikodinamik cenderung memusatkan
perhatian pada proses-proses tak sadar, seperti konflik-konflik internal yang
terletak di luar kesadaran. Sebaliknya, terapi-terapi humanistic-eksistensial
memusatkan perhatian pada pengalaman-pengalaman sadar. Terapi-terapi
humanistic-eksistensial juga lebih memusatkan perhatian pada apa yang dialami
pasien masa sekarang – “disini dan kini” – dan bukan pada masa lampau. Tetapi,
ada juga kesamaan-kesamaan antara terapi-terapi psikodinamik dan terapi-terapi
humanistic-eksistensial, yakni kedua-duanya menekankan bahwa
peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman masa lampau dapat memengaruhi
tingkah laku dan perasaan-perasaan individu sekarang, dan kedua-duanya juga
berusaha memperluas pemahaman diri dan kesadaran diri pasien.
Rogers banyak melakukan riset, antara lain terbitlah
bukunya yang lain yang juga sangat terkenal dan memengaruhi pendapat para
konselor atau terapis mengenai teknik baru untuk melakukan konseling atau
terapi. Hasil pemikirannya tertuang dalam bukunya yang terbit pada tahun 1951
dengan judul Client-centered Therapy: It’s
Current Practice, Implication and Theory.
Rogers bekerja dengan individu-individu yang
terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka. Untuk marawat
pasien pasien ini, Rogers mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan
tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian pada klien, bukan terhadap
ahli terapi. Karena itu disebut “terapi yang berpusat pada klien” (client-centered therapy). Apabila orang-orang
bertanggung jawab terhadap kepribadian mereka sendiri dan mampu memperbaikinya,
maka mereka harus menjadi makhluk yang sadar dan rasional. Menurut Rogers,
manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa
kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan (toilet training).
Dalam pandangan Rogers, gangguan-gangguan piskologis
pada umumnya terjadi karena orang-orang lain menghambat individu dalam
perjalanan menuju kepada aktualisasi diri. Bila orang-orang lain bersifat
selektif dalam menerima perasaan-perasaan dan tingkah laku mereka selama masa
kanak-kanak, maka mereka mungkin tidak mengakui bagian-bagian dari diri kita
yang tidak disenanginya. Pendekatan humanistic Rogers terhadap terapi – client-centered therapy – membantu pasien
untuk lebih menyadari dan menerima dirinya dan menerima dirinya yang sejati
dengan menciptakan kondisi-kondisi penerimaan dan penghargaan dalam hubungan
terapeutik. Rogers menilai terapis tidak boleh mamaksakan tujuan-tujuan atau
nilai-nilai yang dimilikinya kepada pasien. Focus dari terapi adalah pasien. Terapi
adalah nondirektif, yakni pasien dan bukam terapis yang memimpin dan
mengarahkan jalannya terapi. Terapis memantulkan perasaan-perasaan yang
diungkapkan pasien untuk membantunya berhubungan dengan perasaan-perasaannya
yang lebih dalam dan bagian-bagian dari dirinya yang tidak diakui karena tidak
diterima oleh masyarakat. Terapis memantulkan kembali atau menguraikan dengan
kata-kata apa yang diungkapkan pasien tanpa memberi penilaian.
Metode Terapi Person-Centered
Rogers mengemukakan 6 syarat dalam proses terapi person-centered yang harus dipenuhi oleh
terapis. Rogers menyatakan bahwa pasien akan mengadakan respon jika:
1. Terapis menghargai
tanggung jawab pasien terhadap tingkah lakunya sendiri
2. Terapis mengakui
bahwa pasien dalam dirinya sendiri memiliki dorongan yang kuat untuk
menggerakkan dirinya kea rah kematangan serta independensi, dan terapis
menggunakan kekuatan ini dan membuka usaha-usahanya sendiri
3. Menciptakan suasana
yang hangat dan memberikan kebebasan yang penuh dimana pasien dapat
mengungkapkan juga tidak mengungkapkan apa saja yang diinginkan
4. Membatasi tingkah
laku tetapi bukan sikap
5. Terapis membatasi
kegiatannya untuk menunjukkan pemahaman dan penerimaannya terhadap emosi-emosi
yang sedang diungkapkan pasien yang mungkin dilakukannya dengan memantulkan
kembali dan menjelaskan persaan-perasaan pasien
6. Terapis tidak
boleh bertanya, menyelidiki, menyalahkan, memberikan penafsiran, menasihatkan,
mengajarkan, membujuk, dan meyakinkan
Client-centered
Therapy dipilih karena
menarik. Hal yang membuatnya menarik adalah karena focus jalannya terapi ada di
klien. Bahkan terapis bukan sebagai pengarah jalannya terapi dan terapis tidak
diperbolehkan memaksakan tujuannya pada klien. Selain itu, enam syarat yang
dikemukakan oleh Rogers dapat membuat klien lebih merasa nyaman dan bebas
mengutarakan semua hal.
Sumber:
Hall, Calvin. S., & Lindzey,
G. (1993). Pikologi kepribadian 2
teori-teori holistic (organismik-fenomenologis). Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Schultz, Duane. (1991). Psikologi pertumbuhan: model-model
kepribadian sehat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Semium, Yustinus. (2006). Kesehatan mental 3. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar