About

Jumat, 20 November 2015

8. Motivasi



              A.   Pengertian Motivasi

Kata motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang artinya menimbulkan pergerakan. Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan psikologis yang menggerakkan seseorang kearah beberapa jenis tindakan (Haggard, 1989) dan sebagai suatu kesediaan peserta didik untuk menerima pembelajaran, dengan kesiapan sebagai bukti dari motivasi (Redman, 1993). Menurut Kort (1987), motivasi adalah hasil faktor internal dan faktor eksternal dan bukan hasil eksternal saja. Hal yang tersirat dari motivasi adalah gerakan untuk memenuhi suatu kebutuhan atau untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Supriyono (2003), motivasi adalah kemampuan untuk berbuat sesuatu  sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan untuk berbuat sesuatu. Motivasi seseorang di pengaruhi oleh stimuli kekuatan, intrinsik yang ada pada individu yang bersangkutan. Stimuli eksternal mungkin dapat pula mempengaruhi motivasi tetapi motivasi itu sendiri mencer minkan reaksi individu terhadap stimuli tersebut. Rumusan lain tentang motivasi yang diberikan oleh Robbins dan Coulter (2006), yang dimaksud motivasi karyawan adalah kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi, untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian, yang dikondisi oleh kemampuan upaya demikian, untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu. Definisi lain tentang motivasi menurut Gray et-al (dalam Winardi, 2001) menyatakan bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

               B.   Teori Drive-Reinforcement dan Implikasi Praktisnya
Perilaku didorong ke arah tujuan kondisi yang mendesak (driving state) dalam diri orang atau binatang. Gagasan Freud tentang kepribadian didasarkan pada dorongan seksual dan dorongan agresif bawaan. Bila kondisi dorongan internal itu muncul, individu didesak untuk berprilaku dengan cara yang sedemikian rupa sehingga mengurangi intensitas dan kondisi mendesak tersebut. Pada manusia, sekurang-kurangnya, tercapainya pengurangan kondisi mendesak tersebut. Pada manusia, sekurang-kurangnya, tercapainya pengurangan kondisi terdesak itu merupakan sesuatu menyenangkan dan memuaskan.
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi. Ada empat metode pembentukan yang dapat digunakan untuk membentuk perilaku karyawan, yaitu penguatan yang bersifat positif, negatif, pengenaan hukuman dan pemadaman.
1.      Penguatan yang bersifat positif yaitu teknik yang berakibat suatu nikmat sebagai respon atas stimulan tertentu, sehingga timbul perilaku dalam bentuk keinginan untuk mengulangi perbuatan serupa, misalnya pemberian pujian.
2.      Penguatan yang bersifat negatif yaitu teknik yang bersifat pada sesuatu yang tidak enak sebagai respon atas stimulus tertentu, sehingga timbul keinginan untuk tidak mengulangi perbuatan serupa, misalnya pemberian teguran.
3.      Pengenaan hukuman adalah bentuk yang lebih berat dari penguatan negatif, misalnya seorang karyawan dikenakan hukuman penundaan kenaikan gaji karena suatu pelanggaran yang cukup berat.
4.      Pemadaman yaitu tindakan atasan untuk meghilangkan keinginan seseorang bawahannya berbuat sesuatu yang dipandang sebagai perwujudan perilaku tertentu yang tidak diinginkan oleh atasan yang bersangkutan.
Prinsip dari teori ini adalah bahwa manusia pada hakekatnya adalah malas, tidak mau bertanggung jawab walaupun bisa ia lakukan, oleh karena itu maka karyawan harus diawasi terus dan memotivasi dengan cara memberi hadiah bilamana berbuat baik dan dihukum bila berbuat sebaliknya.

Pada dasarnya manusia memiliki motivasi dalam dirinya. Namun, terkadang karena rasa malas yang dimiliki manusia, dibutuhkan reinforcement agar motivasi dalam diri bisa diimplementasikan dalam perilaku secara maksimal. Seperti halnya dalam perusahaan jika saja pekerjaan tidak memiliki deadline mungkin sebagian pegawai melalaikan atau bahkan tidak mengerjakan pekerjaan mereka. Baik bagi pemimpin untuk memberikan reward atau punishment agar pegawai menjalankan pekerjaan secara maksimal. Seperti memberikan penghargaan pegwai terbaik setiap bulannya kepada pegawai yang bekerja sangat baik. Atau memberi hukuman untuk pegawai yang memiliki efektivitas yang rendah

Sumber:
Basuki, A.M.Basuki. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
http://eprints.uny.ac.id/9835/2/bab%202%20-08108241089.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar