A.
Contingency
Theory of Leadership
Dalam teori kontingensi, Fiedler memberikan tekanan
pada efektivitas kelompok. Dikatakan bahwa efektivitas suatu organisasi
terhantung pada dua variabel yang saling berinteraksi, yaitu sistem motivasi
dari pemimpin dan tingkat atau keadaan yang menyenangkan dari situasi. Berdasarkan
terori ini, situasi kepemimpinan digolongkan pada tiga dimensi yaitu:
a.
Hubungan pemimpin-anggota
Pemimpin akan mempunyai lebih banyak kekuasaan dan
pengaruh apabila ia dapat menjalin hubungan yang baik dengan anggota-anggotanya,
artinya kalau ia disenangi, dihormati dan dipercaya
b.
Struktur tugas
Penugasan yang terstruktur baik, jelas, eksplisit,
terprogram, akan memungkinkan pemimpin lebih berpengaruh daripada kalau
penguasa itu kabur, tidak jelas, dan tidak terstruktur
c.
Posisi kekuasaan
Pemimpin akan mempunyai kekuasaan dan pengaruh lebih
banyak apabila posisinya atau kedudukannya memperkenankan ia memberi ganjaran,
hukuman, mengangkat dan memecat, daripada kalau ia tidak memiliki kedudukan.
B.
Path Goal Theory
Teori ini diungkapkan oleh House dan Mitchell. Menururt
teori ini, para pemimpin bisa efektif karena pengaruh mereka terhadap motivasi
bawahan. Pemimpin dapat membangkitkan bawahan untuk menampilkan dan mencapai
kepuasan dari pekerjaan yang akan dilakukan. Hal itu dilakukan dengan menjelaskan
tujuan-tujuan dari bawahan, sekaligus jalan atau perilaku untuk mencapai tujuan
tersebut. Teori ini disebut path-goal karena
perhatian utamanya diletakkan pada bagaimana pemimpin memengaruhi persepsi
bawahan dalam cara mencapai tujuan mereka, tujuan-tujuan pribadi, dan cara atau
jalan dalam pencapaian tujuan itu. Istilah ini berasal dari keyakinan bahwa
para pemimpin yang efektif semestinya bisa menunjukan jalan guna membantu
pengikut-pengikut mereka mendapatkan hal-hal yang mereka butuhkan demi
pencapaian tujuan kerja kerja dan mempermudah perjalanan serta menghilangkan
berbagai rintangannya. Teori path-goal bersumber
pada teori motivasi yang disebut teori harapan, orang akan puas dengan
pekerjaannya dan akan bekerja keras apabila mereka mengira bahwa semua yang
dilakukannya dapat memberikan suatu yang bernilai tinggi.
C.
Modern Choice
Approach to Participation
Salah satu tugas utama dari seorang pemimpin adalah
membuat keputusan. Karena keputusan-keputusan yangg dilakukan para pemimpin
sering kali sangat berdampak kepada para bawahan mereka, maka jelas bahwa
komponen utama dari efektifitas pemimpin adalah kemampuan mengambil keputusan
yang sangat menentukan keberhasilan melaksanakan tugas-tugas pentingnya.
Pemimpin yang mampu membuat keputusan dengan baik akan lebih efektif dalam
jangka panjang dibanding dengan mereka yang tidak mampu membuat keputusan
dengan baik. Sebagaimana telah kita pahami bahwa partisipasi bawahan dalam
pengambilan keputusan dapat meningkatkan kepuasan kerja, mengurangi stress, dan
meningkatkan produktivitas.
Normative Theory dari Vroom and Yetton sebagai berikut :
a.
AI (Autocratic)
Pemimpin memecahkan masalah atau membuat keputusan
secara unilateral, menggunakan informasi yang ada.
b.
AII (Autocratic)
Pemimpin memperoleh informasi yang dibutuhkan dari
bawahan namun setelah membuat keputusan unilateral.
c.
CI (Consultative)
Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya
secara perorangan, namun setelah itu membuat keputusan secara unilateral.
d.
CII (Consultative)
Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya
secara berkelompok dalam rapat, namun setelah itu membuat keputusan secara
unilateral.
e.
GII (Group Decision)
Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya
secara berkelompok dalam rapat; Keputusan diperoleh melalui diskusi terhadap
konsensus.
Pemimpin yang baik seharusnya dapat membimbing
bawahannya bukannya tidak peduli dengan apa yang dikerjakan mereka. Pemimpin harus
memberi arahan agar pekerjaan yang dikerjakan bawahannya tepat. seperti pemimpin di perusahaan saat akan memberi tugas dia memberitahu sebelumnya tugas yang seperti apa yang akan dikerjakan.
Sumber:
Salusu. (1996). Pengambilan
Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit.
Jakarta: Grasindo.
Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba
Empat.
http://jovitahandaru.blogspot.co.id/2015_11_01_archive.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar