About

Sabtu, 16 Mei 2015

12. Pekerjaan dan Waktu Luang

A. Mengubah Sikap Teradap Pekerjaan
Beberapa penganut teori perkembangan karir  telah mengakui bahwa nilai-nilai memainkan peranan yang sangat penting dalam konseling karir dan dalam proses pengambilan keputusan  karir (Dawis, 2001; Holland, 1997; Super, 1980). Nilai-nilai kerja berarti apa yang diinginkan seseorang ada dalam pekerjaan secara umum dan juga komponen pekerjaan yang penting bagi kepuasan hati pada pekerjaan mereka (Dawis, 2001; Elizur, 1984). Nilai-nilai kerja dilihat sebagai suatu hal yang kritis pada proses konseling karir dengan mahasiswa perguruan tinggi (Luzzo, 2000). Studi empiris mengu
nilai kerja mahasiswa perguruan tinggi  yang mempunyai kelompok khusus, seperti mereka yang berada pada tahun pertama yang berada pada tahap kritis dalam proses karirnya. Tujuan dari penelitian terbaru ini adalah, untuk mengadakan penelitian nilai kerja umum dari mahasiswa perguruan tinggi tingkat pertama; untuk menentukan nilai-nilai yang berbeda berdasarkan jenis kelamin, ras, pendapatan orang tua, dan aspirasi pendidikan; dan untuk menguji bagaimana hasil yang ditemukan ini dapat diterapkan dalam konseling karir. 
Penelitian faktor analisis terbaru ini telah mendukung pendekatan yang bertahap pada ukuran nilai-nilai kerja dimana nilai-nilai ini telah disusun dalam 4 ukuran dasar , yaitu nilai  intrinsik, ekstrinsik, sosial, dan gengsi (Ros, Schwartz, & Surkiss, 1999). Nilai intrinsik merujuk kepada hal yang penting yaitu minat dan otonomi, nilai sosial merujuk kepada hal yang penting yaitu  bekerja bersama orang lain dan memberikan kontribusi kepada lingkungan masyarakat, nilai ektrinsik merujuk kepada mendapatkan uang dan mempunyai perasaan aman terhadap pekerjaannya; dan terakhir, nilai gengsi merujuk kepada perasaan memiliki pekerjaan yang bergengsi dan dihormati (Elizur, 1984; Ros et.al, 1999). 


Fungsi Psikologis dalam Dunia Kerja

• Metoda-metoda Ilmiah dan Psikologis yang tepat dan akurat dipakai:
• Untuk mempertinggi hasil produksi
• Untuk penempatan para pekerja, buruh, pegawai, anggota organisasi pada tugas-tugas yang sesuai    dengan skill dan bakat masing-masing pekerja.
• Diperlukan training yang perlu bagi setiap anggota dan pegawai.
• Penggunaan psikologi dalam dunia dimaksudkan agar orang lebih efisien memecahkan masalah- masalah personal yang ada di lingkungan kerjanya.



B.Proses dalam Memilih Pekerjaan

Menurut Ginzberg, Ginzburg, Axelrad, dan Herna (1951), perkembangan dalam pemilihan pekerjaan mencakup tiga tahapan utama yaitu fantasy, tentatif, dan realistik. Dua tahap daripadanya, yaitu masa tentatif dan realistik masing-masing dibagi lagi menjadi beberaa tahap. Masa tentatif meliputi empat tahap yaitu minat, kapasitas, nilai, dan transisi. Sedangkan masa realistik terdiri dari tahap eksplorasi, kristalisasi, dan spesifikasi. Pembahasan lebih lengkap mengenai masa-masa pemilihan pekerjaan diuraikan di bawah ini.

1. Masa fantasy

Masa ini berlangsung pada individu dengan tahap usia sampai kira-kira 10 tahun atau 12 tahun (masa sekolah dasar). Pada masa ini, proses pemilihan pekerjaan masih bersifat sembarangan atau asal pilih, tanpa didasarkan pada pertimbangan yang masak (rasional dan objektif) mengenai kenyataan yang ada dan hanya berdasarkan pada kesan dan khayalan belaka.

2. Masa tentatif

Pada masa tentatif, pilihan karir anak mengalami perkembangan. Mula-mula pertimbangan karier itu hanya berdasarkan kesenangan, ketertarikan, dan minat saja tanpa pertimbangan apapun sedangkan faktor-faktor lainnya tidak dipertimbangkan. Menyadari bahwa minatnya berubah-ubah maka anak mulai memikirkan dan bertanya kepada dirinya sendiri apakah dia memliki kemampuan (kapasitas) melakukan pekerjaan yang dia inginkan, dan apakah pekerjaan itu cocok dengan minatnya.

3. Masa realistik

Pada tahap relistik anak melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas pengalaman-pengalaman kerjanya dala kaitan dengan tuntutan sebenarnya, sebagai syarat untuk bisa memasuki lapangan pekerjaan atau kalau tidak bekerja, untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Masa ini mencakup anak usia 18-24 tahun atau pada masa perkuliahan atau mulai bekerja. Pada masa ini, okupasi terhadap pekerjaan telah mengalami perkembangan yang lebih realistis. Orientasi minat, kapasitas, dan nilai yang dimiliki individu terhadap pekerjaan akan direfleksikan dan diintegrasikan secara runtut dan terstruktur dalam frame vokasional (kristalisasi pola-pola okupasi) untuk memilih jenis pekerjaan dan atau memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan arah tentatif mereka (spesifikasi).

http://konselor-profesional.blogspot.com/2013/10/proses-pemilihan-karir-perspektif.html


C. Memilih Pekerjaan yang Cocok

Berkembangnya organisasi dalam proses perkembangannya dapat disaksikan berlangsungnya diferensiasi atau pecahnya satu pekerjaan menjadi beberapa macam pekerjaan. dengan industrial dan penerapan teknologi dalam industri dapat disaksikan tumbuhnya berbagai macam pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan beragam. Karena tuntutan yang berbeda ini maka tidak semua orang dapat melakukannya. ada perbedaan manusia yang tidak dapat dibantah. Permasalahan perbedaan individual sering dikaitkan dengan perbedaan antarkelamin, antarbudaya, antarpendidikan, dll. Dalam seleksi dan penempatan tidaklah penting untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar kelompok tersebut. karena yang diteliti adalah sejauhmana seseorang memiliki ciri-ciri pribadi yang merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk suatu pekerjaan.

Sumber:

Munandar, Ashar Sunyoto.2014.Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta:Universitas Indonesia.

http://liberty-aries.blogspot.com/2013/10/mengapa-mempelajari-psikologi-dunia.html

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0CFIQFjAG&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFIP%2FJUR._PEND._LUAR_BIASA%2F195310141987032-SRI_WIDATI%2FNILAI.pdf&ei=G2tXVYHDMseTuQSr1YC4Cw&usg=AFQjCNHWJ8gL-gpkHcc53ittapcFzfWXQw&sig2=_HiHLg1KwMDaWd5sPVY8ow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar