About

Sabtu, 11 April 2015

7. Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan Personal

     A.   Penyesuaian diri

Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).
Dibawah ini beberapa pengertian penyesuaian diri menurut beberapa ahli:
Penyesuaian diri dapat didefinisikan sebagai interaksi Anda yang kontinu dengan diri Andasendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia Anda (Calhoun dan Acocella dalam Sobur,2003:526).
Penyesuaian diri merupakan suatu konstruksi bangunan psikologi yang luas dan komplek, serta melibatkan semua reaksi individu terhadap tuntutan baik dari lingkungan luar maupun dari dalam diri individu itu sendiri dengan perkataan lain, masalah penyesuaian diri menyangkut aspek kepribadian individu dalam interaksinya dengan lingkungan dalam dan luar dirinya (Desmita,2009:191).
Penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan padalingkungannya. Sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, pransangka, depresi, kemarahan, dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis (Kartini Kartono, 2002:56).
Penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya,ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan frustrasi yang dialaminya, sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal (Schneiders dalam Desmita, 2009:192).
W.A Gerungan (1996) menyebutkan bahwa “Penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mnegubah lingkungan sesuai dengan kadaan (kainginan diri).”
Menurut Soeharto Heerdjan (1987), “Penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan.”

     B.   Pertumbuhan Personal

Pertumbuhan ditemukan dalam konsep Konfusian tentang diri sebagai pusat hubungan interaksi, bukan sebagai pusat yang statis secara strutur tetapi lebih dinamis, orang dapat melakukan komunikasi dengan orang lain. Dalam arti ini, kita dapat memvisualisasikan proses pertumbuhan personal sebagai tahapan-tahapan lingkaran konsentris yang keluar dari diri kepada keluarga, tetangga, masyarakat, negara, dunia, dan alam semesta.

a.      Penekanan Pertumbuhan, Penyesuaian Diri, dan Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.

      b.      Variasi dalam Pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.

      c.       Kondisi-Kondisi untuk Bertumbuh
Kondisi-kondisi yang berubah berlangsung dengan dua cara, yaitu langsung bagi seluruh organisasi atau hanya pada bagian tertentu saja, dan secara tidak langsung. Dalam semua kasus, ada dua faktor terpenting, pertama, sifat organisasi itu sendiri, dan yang kedua, sifat kondisi kehidupannya. Dampak langsung dari kondisi-kondisi yang berubah membawa kepada hasil yang terbatas dan tak terbatas. Dalam hal kondisi yang berubah, organisasi tampaknya menjadi lentur, dan kita memperoleh banyak variabilitas yang berfluktuasi. Sedang dalam sifat organisme, sifat tersebut sedemikian rupa, sehingga dia lekas menerima, jika diharapkan pada kondisi-kondisi tertentu, dan semua atau hampir semua individu itu berubah dengan cara yang sama.
      
      d.      Fenomenologi Pertumbuhan
Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Ilmu fenomonologi dalam filsafat biasa dihubungkan dengan ilmu hermeneutik, yaitu ilmu yang mempelajari arti daripada fenomena ini. Tradisi fenomenologi berkonsentrasi pada pengalaman pribadi termasuk bagian dari individu – individu yang ada saling memberikan pengalaman satu sama lainnya. Komunikasi di pandang sebagai proses berbagi pengalaman atau informasi antar individu melalui dialog. Hubungan baik antar individu mendapat kedudukan yang tinggi dalam tradisi ini. Dalam tradisi ini mengatakan bahwa bahasa adalah mewakili suatu pemaknaan terhadap benda. Jadi, satu kata saja sudah dapat memberikan pemaknaan pada suatu hal yang ingin di maknai

Sumber:
Darwin, Charles. 2003. The Origin of Species – Asal-Usul Spesies. Jakarta: Yayasan Obor  Indonesia.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wei-Ming, Tu. 2005. Etika Konfusian Modern . Jakarta: Penerbit Teraju.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar