About

Selasa, 06 Mei 2014

Analisis Kreativitas dan Keberbakata

Robot dan Kreativitas Anak

Meskipun temanya serius, tetapi anak-anak yang tampil dalam ajang kompetisi ini tampak asyik dengan kreasi buatan mereka masing-masing.

Dengan menggunakan telepon pintarnya, Frederick Tanumihardja (12) membuat sorotan lampu yang diarahkan ke layar pementasan wayang berukuran miniatur. Dari balik layar, sorotan lampu itu membentuk siluet sepasang wayang kulit yang bergerak-gerak sendiri. Sementara itu satu wayang golek dari kayu memainkan gending. Semua bergerak sendiri, sementara Frederick hanya mengamati.
Pertunjukan wayang ini seluruhnya digerakkan oleh robot. Butuh waktu dua bulan bagi siswa SMP Cita Hati asal Surabaya, Jawa Timur, ini untuk membuatnya. Idenya berangkat dari pengalamannya saat mengunjungi Candi Borobudur.
”Semuanya saya rangkai sendiri,” kata siswa kelas I SMP ini.
Frederick bersama temannya, Rizky Priambodo (12), menjadi salah satu dari 400 tim perancang robot yang datang dari sekitar 20 negara di dunia, di World Robot Olympiad 2013, di Ecovention, Ancol Taman Impian, Jakarta Utara, Sabtu (16/11).
Meskipun temanya serius, tetapi anak-anak yang tampil dalam ajang kompetisi ini tampak asyik dengan kreasi buatan mereka masing-masing. Seorang remaja putri asal Bahrain dengan antusias menunjukkan robot buatannya yang berfungsi membagikan brosur pariwisata Pulau Komodo, Indonesia.
Just press the buttonthen the paper will come out,” kata remaja putri itu menunjukkan cara mengeluarkan kertas promosi wisata Pulau Komodo kepada pengunjung.
Ada beberapa arena pertunjukan yang digelar dalam kompetisi pembuatan robot ini. Di salah satu arena ditampilkan kemampuan beberapa robot berbentuk ular merayapi lantai berlapis karpet. Layaknya ular, robot ini juga memberi respons seperti ular saat didekati, yaitu bersikap akan mematuk.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang hadir di acara itu antusias mengamati dan mendengarkan penjelasan setiap peserta terkait robot yang ditampilkan. Menurut dia, anak-anak memang perlu dipacu daya kreativitasnya. ”Hanya masalahnya tak semua anak memiliki kesempatan seperti anak-anak yang ikut dalam kompetisi robot ini,” katanya.
Ibu Frederick, Marina (39), mengakui, dibutuhkan biaya besar untuk menunjang kreativitas anak semata wayangnya itu. Marina harus merogoh kocek pribadinya lebih dari Rp 5 juta untuk robot pertunjukan wayang yang dibuat anaknya itu.
Tinjau kurikulum
Oleh karena itu, kata Basuki, Pemerintah Provinsi DKI akan meninjau kembali kurikulum siswa sekolah. Peninjauan itu juga untuk melihat kembali belanja pendidikan yang belakangan ini diketahui tak sesuai sasaran, dan banyak yang tidak berguna.
Basuki memberikan contoh, Denmark merupakan salah satu negara yang menerapkan satu jam pelajaran, selama 15 menit di antaranya untuk bermain bagi anak-anak. ”Anak-anak yang main di lapangan akan lebih berkembang dan cerdas dibandingkan dengan anak yang cuma baca terus,” katanya.
Dubes Denmark Martin Hermann yang turut hadir bersama Basuki pun menjelaskan, sistem belajar di Denmark adalah learn and play, belajar dan bermain. ”Kreativitas anak didorong dengan selalu diberikan ruang bermain bagi mereka,” katanya.
Materi-materi kreativitas ini akan dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Dengan demikian, tak ada lagi guru yang hanya memberikan pelajaran formal. ”Cuma masalahnya, guru-guru kita masih banyak yang belum siap,” kata Basuki.
(Madina Nusrat/Kompas)




Analisa
Anak kreatif adalah kebanggan setiap orang tua. Setiap orang tentu akan mendukung setiap bakat dan kreativitas anak. Karena dukungan dari orang tua dan sekitar maka anak akan mampu menghasilkan produk kreatif yang menurut Besemer dan Trefirger digolongkan menjadi 3 yaitu, kebaruan, pemecahan, dan keterperincian atau elaborasi. Agar anak dapat menimbulkan kreativitas, menurut Rogers dibutuhkan kondisi keamanan psikologis dan kebebasan psikologis yang dapat membuat anak untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran atau perasaannya, dan memberi anak kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Keseimbangan peranan belahan otak kiri dan kanan juga penting dalam menghasilkan produk kreatif. Seperti halnya Frederick dengan produk kreatifnya, yang menggabungkan intelegensi yang dipengaruhi otak kiri, dan sintetis yang dipengaruhi otak kanan, seperti dalam teori Springer, S.P dan Deutsch, G., tentang teori fungsi belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Jadi, setiap anak harus mengembangakan kreativitasnya karena menurut Renzulli, seseorang yang memiliki kreativitas pasti berbakat, sedangkan yang memiliki bakat belim tentu kreatif. Menurut Renzulli, bakat adalah gabungan 3 unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan, kreativitas, dan tanggungjawab. Dan kreativitas menurut Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak, kreativitas merupakan ekspresi tertinggi keberbakatan dan sifatnya terintegrasi, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu: berfikir, merasa, mengindrakan dan intuisi (basic function of thinking, feelings, sensing, intuiting). Fungsi dasar manusia tersebut juga merupakan domain tujuan pendidikan yang dikemukakan  Benjamin S. Bloom dalam Taksonomi Bloomnya, yaitu domain kognitif yang melibatkan perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Domain afektif yang melibatkan perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Domain psikomotori yang menekankan aspek keterampilan motor, seperti menulis, berenang, dan pengoperasian mesin. Taksonomi Bloom merupakan salah satu model belajar mengajar kreatif. Model pembelajaran yang sesuai akan membuat anak menjadi aktif dan kreatif. Seperti yang dikatakan Basuki Wakil Gubernur DKI Jakarta, peninjauan kurikulum belajar perlu dilakukan peninjauan kurikulum bisa dilaksanakan dengan merancang atau memperbaiki desain pembelajaran. Renzulli memaparkan tujuh langkah kunci dalam merancang suatu desain proses pembelajaran, yaitu seleksi latihan guru, pengembangan kurikulum berdiferensiasi dalam berbagai bidang untuk memenuhi kebutuhan belajar dalam segi akademis dan seni, prosedur identifikasi jamak, pematokan sasaran program yang sifatnya terdiferensiasi, orientasi staf dan peningkatan sikap kerja sama, rencana evaluasi, dan peningkatan administratif. Program seperti itu harus memenuhi beberapa kriteria kunci, yaitu program itu harus member kesempatan dan pengalaman yang sifatnya khusus sehingga mereka terus menerus dapat mengembangkan posisinya; mengembangkan lingkungan bermutu untuk meningkatkan intelegensi, bakat, perkembangan afektif dan intuitif; memberikan peluang untuk partisipasi aktif  dan koorperatif antar siswa maupun dengan orang tua; menyiapkan tempat, waktu, dan stimulasi bagi siwa berbakat untuk menentukan sendiri kemampuannya; memberi peluang pada siswa berbakat untuk bertemu berbagai individu berbakat untuk merasa tertantang mengembangkan dirinya; member stimulasi pada siswa berbakat untuk menentukan bidang yang akan digelutinya dalam evolusi manusia dan menemukan apa yang dapat mereka kontribusikan.
Solusi
Orangtua sebagai lingkungan primer dari anak sebaiknya mendorong dan memberi motivasi kepada anak untuk mengembangkan bakat dan krearivitas mereka. Walaupun ada keterbatasan ekonomi, motivasi dan reward berupa pujian akan dapat membangun anak menjadi kreatif. Bimbingan orangtua terhadap anak juga sangat diperlukan. Lingkungan yang nyaman dan aman membuat mereka merasa bebas mengeluarkan gagasan dan produk kreatif. Peran pemerintah yang menjamin fasilitas dan kebutuhan akan sangat membantu anak menjadi kreatif. Dan pemerintah seharusnya menyediakan fasilitas bukan hanya untuk sebagian anak tapi merata untuk seluruh anak karena mereka memiliki kesempatan yang sama. Fasilitas bukan hanya untuk anak berbakat dan kreatif, tetapi untuk anak lain juga sebagai jalan untuk menemukan dan mengembangkan kemampuan mereka agar bisa kreatif. Semakin banyak anak kreatif akan semakin tinggi dan berkualitasnya sumber daya manusianya pula. Sumber daya manusia yang kreatif akan bisa membuat negaranya semakin maju.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar